Analisis Visual tentang Akar Sejarah dan Krisis Kemanusiaan Perang Israel-Palestina
Konflik Tanpa Akhir
Sebuah Analisis Visual tentang Akar Sejarah dan Krisis Kemanusiaan Perang Israel-Palestina
Krisis Kemanusiaan di Gaza (2023-2025)
>60.100
Korban Jiwa Palestina
2,3 Juta
Orang Mengungsi Paksa
63%
Bangunan Hancur/Rusak
96%
Anak Mengalami Malnutrisi
Data per Agustus 2025 berdasarkan laporan PBB dan organisasi HAM internasional.
Bagian I: Akar Sejarah Konflik
Rencana Partisi PBB 1947
Meskipun populasi Yahudi hanya sekitar sepertiga dan memiliki kurang dari 10% tanah, Rencana Partisi PBB mengalokasikan 56% wilayah Palestina untuk negara Yahudi. Rencana ini ditolak oleh para pemimpin Arab dan memicu perang sipil.
Nakba 1948: "Malapetaka"
750.000+
Warga Palestina Diusir
Perang 1948 mengakibatkan pengusiran massal sekitar setengah dari populasi Arab Palestina saat itu. Peristiwa ini menjadi trauma kolektif dan titik pusat identitas politik Palestina hingga kini.
500+
Desa Palestina Dihancurkan
Garis Waktu Peristiwa Kunci
1917: Deklarasi Balfour
Inggris mendukung "rumah nasional bagi orang Yahudi" di Palestina, memberikan legitimasi internasional pada proyek Zionis.
1948: Perang Arab-Israel & Nakba
Kelahiran negara Israel dan pengusiran massal lebih dari 750.000 warga Palestina.
1967: Perang Enam Hari
Israel menduduki Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur, mengubah konflik menjadi masalah pendudukan militer.
1993: Perjanjian Oslo
Israel dan PLO saling mengakui, menciptakan harapan perdamaian yang akhirnya gagal karena isu-isu inti tidak terselesaikan.
2023: Serangan 7 Oktober & Perang Gaza
Eskalasi paling mematikan dalam sejarah konflik, memicu krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bagian II: Isu Inti yang Melanggengkan Konflik
Permukiman Ilegal
700.000+
Pemukim Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional dan merusak kelayakan solusi dua negara.
Pengungsi & UNRWA
~6 Juta
Pengungsi Palestina dan keturunannya terdaftar di UNRWA, mempertahankan "hak untuk kembali" sebagai isu sentral yang ditentang keras oleh Israel.
Status Yerusalem
Israel mengklaim seluruh kota sebagai ibu kotanya, sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur. Statusnya yang suci bagi tiga agama menjadikannya titik nyala konflik yang paling sensitif.
Bagian III: Dinamika Internal & Eksternal
Perpecahan Internal Palestina
Aspek | Fatah | Hamas |
---|---|---|
Ideologi | Nasionalis Sekuler | Islamis |
Strategi | Diplomasi | Perlawanan Bersenjata |
Basis Kuasa | Tepi Barat | Gaza |
Perpecahan geografis dan ideologis antara Fatah dan Hamas melumpuhkan agensi politik Palestina dan sering digunakan Israel sebagai alasan untuk tidak bernegosiasi.
Peran Aktor Eksternal
🇺🇸 Amerika Serikat → 🇮🇱 Israel
Sebagai sekutu terkuat, AS memberikan bantuan militer miliaran dolar dan perlindungan diplomatik (veto di DK PBB), yang melanggengkan ketidakseimbangan kekuatan.
🇮🇷 Iran → Hamas/PIJ
Sebagai pelindung utama, Iran menyediakan dana (diperkirakan $350 juta/tahun), senjata, dan pelatihan, mengubah konflik menjadi perang proksi regional.
🇪🇬 Mesir & 🇶🇦 Qatar
Berperan sebagai mediator kunci dalam negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan, tetapi tidak dapat mengatasi isu-isu inti.
Bagian IV: Dampak Perang Gaza 2023-2025
Komposisi Korban Jiwa
Sekitar 70% dari korban jiwa yang terverifikasi oleh PBB adalah perempuan dan anak-anak, menyoroti dampak yang menghancurkan terhadap warga sipil.
Runtuhnya Sistem Kesehatan
Dari 36 rumah sakit di Gaza, mayoritas telah hancur atau tidak dapat berfungsi, menyebabkan sistem kesehatan runtuh total di tengah krisis kemanusiaan.
Post a Comment for "Analisis Visual tentang Akar Sejarah dan Krisis Kemanusiaan Perang Israel-Palestina"